JAKARTA – Ketika
ditanya, ada apa dengan 14 Februari? Maka sebagian besar orang, dari
mulai anak-anak, remaja, hingga kaum ibu majelis taklim, akan menjawab
Hari Valentine (Valentine’s Day). Tahukah? Valentine Day adalah ajang
maksiat berkemas kasih sayang. Sepertinya pencitraan Valentine Day yang
diperingati setiap 14 Februari cukup berhasil, sampe-sampe umat Islam
seolah membenarkan dan ikut arus budaya yang merusak itu.
Irena Handono mengingatkan, QS. Al-An'aam (116) Allah Swt berfirman:"Dan
jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini,
niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain
hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah
berdusta (terhadap Allah)."
Mengurai sejarah Valentine Day, di zaman
Athena Kuno (Gamelion), bermula ketika diadakan peringatan pernikahan
Zeus dan Hara. Seperti diketahui Zeus dan Hera memiliki hubungan darah,
kakak-beradik. Bila melihat langit-langit di Vatikan, terdapat lukisan
Zeus dan Hara yang sedang melakukan hubungan intim layaknya suami-istri,
dan disampingnya terdapat gambar malaikat kecil bersayap putih dan
membawa panah.
“Kita pasti bertanya, kenapa dilukiskan
beberapa malaikat disamping Zeus-Hara yang sedang melakukan hubungan
seks? Ini menandakan, hubungan intim kakak-adik (incest) itu seolah
mendapat berkah dari malaikat. Seperti itulah cikal bakal Valentine’s
Day.
Memasuki zaman Romawi Kuno, Dewa
Lupercalia melakukan ritual pensucian dari kutukan, kemalangan, dan
kemandulan. Perlu diketahui, Dewa Lupercalia adalah sosok laki-laki muda
yang digambarkan setengah telanjang dengan pakaian kulit domba.
Lalu bagaimana ritualnya ? Pendeta
Lupercus mengorbankan seekor domba untuk persembahan. Kemudian meminum
wine dan berlari sepanjang jalan di Roma sambil membawa potongan kulit
domba. Remaja putri lalu berebut menyediakan diri dengan suka hati untuk
diusap dengan kulit domba. Dengan harapan menjadi suci dari kutukan,
kemalangan dan kemandulan.
Ritual tersebut menyebar seiring Invasi
tentara Roma, hingga ke Inggris dan Perancis. Ritualnya berkembang
dengan bentuk undian (lotre) pasangan (Love Lottery), suatu kebiasaan
yang sangat digandrungi pada perayaan Lupercalia. Adapun ritual Lotre
Pasangan, masing-masing wanita muda memasukkan nama mereka dalam sebuah
bejana. Kemudian para pria mengambil satu nama dalam bejana tersebut
yang menjadi kekasihnya selama festival berlangsung.
Paus Gelasius mengganggap ritual itu
sebagai Pagan dan Immoral. Ketika St. Valentino dieksekusi oleh Raja
Claudius II, Raja Romawi (265-270M), dan meninggal pada tanggal 14
Februari 269M, kemudian sosok St. Valentino dijadikan sebagai simbol
cinta. Paus Gelasius selanjutnya meresmikan 14 Februari sebagai Hari
Valentine pada tahun 498 M, sekaligus sebagai bentuk sinkretisme
perayaan pagan.
“Ketika itu gereja sepi. Sebagai trik,
maka dilakukan ritual budaya tertentu agar remaja mau ke gereja. Hari
Paskah misalnya, apa hubungannya dengan telur. Untuk menjadikan ritual
yang menarik, missionaris menciptakan permen, coklat, hingga doorprize
sebagai upaya untuk mengikis akidah keimanan umat Islam melalui budaya.
Di Autralia, hari Paskah tidak menggunakan simbol telur, melainkan
kelinci yang lucu, sehingga membuat anak-anak senang. Seperti itulah
kebohongan yang diciptakan misionaris gereja,” ungkap Irena
menginformasikan.
Valentine Hari Ini
Dikatakan Irena Handono, Valentine saat
ini identik dengan pemuda-pemudi berkumpul dalam sebuah acara, berdansa
berpasang-pasangan semalam suntuk, menengak minuman keras (beralkohol),
melakukan seks bebas (zina), narkoba, yang kemudian terjangkit AIDS yang
berujung penghancuran generasi.
Apa sesungguhnya yang terjadi saat Valentine Day? Media massa memberitakan tentang buruknya Valentine Day, diantaranya: Lewatkan
Malam Valentune Day di Hotel Kawasan Kanjeran - Surabaya Cuma Rp.
27.500-75.000; Penjualan Kondom Meningkat Jelang Valentine (Medan);
Rayakan Valentine Pesta Kebo Dibubarkan (Jakarta); Pasangan PNS
Digerebek Saat Mesum di Hari Valentine (Kediri); Pasangan Valentine 20
Pasangan Mesum Ditangkap.
“Bila perzinahan dan riba telah
terang-terangan dilakukan oleh penduduk suatu negeri maka sesungguhnya
mereka telah menghalalkan bagi diri mereka untuk terkena AZAB Allah.” (Hadits Riwayat Bukhari)
Sebagai catatan, 51,5% Remaja lakukan
hubungan seksual di tempat kos; Remaja pemakai narkoba bisa berperilaku
seks bebas; Sepertiga penderita AIDS kaum remaja; Dampak Narkoba Suntik
43.000 Terinveksi HIV; 2 Juta Kasus Aborsi Setiap Tahun di Indonesia;
AIDS jadi Epidemi di Indonesia; Berpelukan dan ciuman antara lawan jenis
yang bukan muhrim. Hal yang biasa bagi remaja sekarang adalah berzinah
menjadi hal yang biasa,
Salah satu modus pendangkalan aqidah
adalah lewat komik-komik remaja. Penghancuran sebuah bangsa bisa
dilakukan dengan biaya yang sangat murah. Pihak asing misalnya
menunjukkan gelagat intervensi terhadap proses pembahasan Rancangan UU
Antipornografi & Pornoaksi di DPR RI. Ketua Panitia Khusus (Pansus)
RUU APP, Balkan Kaplale mengungkapkan pernah didatangi pihak yang
mengatas namakan Perwakilan Uni Eropa dan Amerika Serikat.
Dalam konferensi gereja di Quds (1935),
Samuel Zweimer mengatakan, “Misi utama kita bukan menghancurkan kaum
Muslim. Sebagai seorang kristen tujuan kalian adalah mempersiapkan
generasi baru yang jauh dari Islam, generasi yang sesuai dengan kehendak
kaum penjajah, generasi malas yang hanya mengejar kepuasan hawa nafsu”.
Sumber
Hubungan incest sangat lazim di Iceland: Hubungan Seks Sedarah di Iceland
BalasHapus